Menteri PU Gerah dengan Bank Dunia

Kompas.com - 01/04/2013, 13:35 WIB
M Clara Wresti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku, gerah dengan World Bank untuk program Jakarta Emergency Dredging Iniciative. Program pengerukan 13 sungai di Jakarta ini dinilai terlalu berbelit-belit sehingga tidak kunjung dilaksanakan.

"Kita sudah kerja keras membuat perencanaan dan usulan, tetapi dicoret terus oleh mereka. Padahal, yang dicoret itu bukanlah persoalan jika di Indonesia," kata Djoko di Jakarta, Senin (1/4/2013).

Dengan apa yang terjadi dengan proyek JEDI ini, Djoko menegaskan agar Indonesia tidak lagi meminjam dana dari asing. "Kalau APBN atau APBD kita kuat, pakai saja untuk itu. Dari pada begini, sudah kerja keras tapi masih juga ditolak. Ini kan menyakitkan," tukas Djoko.

Djoko juga memahami jika Gubernur DKI Jakarta Joko Wibowo kesal dengan proyek yang belum terlaksana itu. "Dulu saya selalu teriak sendirian, soal jangan pinjam ke asing. Sekarang saya ditemani Pak Jokowi," ujar Djoko.

Proyek JEDI pertama kali dilontarkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2009. Tujuannya mengembalikan kapasitas sungai ke kondisi awal sehingga mampu menampung lebih banyak air saat hujan. Dana proyek ini dipinjam dari Bank Dunia, dikerjakan oleh Kementerian PU dan Pemprov DKI Jakarta.

Proyek senilai 135 juta dollar AS atau Rp 1,2 triliun tidak bisa terwujud karena belum ada peraturan yang membolehkan Pemda meminjam langsung ke asing. Kemudian setelah peraturan dibuat, proyek JEDI diputuskan akan mulai dilaksanakan September 2012. Namun pada kenyataannya, hingga kini proyek itu belum juga dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com