Banjir Lahar Dingin, 1 Tewas 7 Hilang

Kompas.com - 09/05/2012, 09:32 WIB
Anton Abdul Karim

Penulis

TERNATE, KOMPAS.com — Banjir lahar dingin kembali melanda Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (9/5/2012). Hujan lebat disertai angin kencang pada Rabu dinihari menyebabkan banjir. Sisa material lahar dingin akibat letusan Gunung Gamalama beberapa waktu lalu membawa petaka bagi warga Dufadufa, Kota Ternate Utara.

Data sementara menyebutkan, satu orang tewas dan 7 orang lainnya hilang akibat banjir lahar dingin. "Yang meninggal satu orang Pak, tetapi tujuh orang lagi masih hilang sampai sekarang," ungkap Rustam Nau, warga setempat, pagi tadi.

Selain korban tewas, puluhan rumah warga lainnya mengalami rusak berat. Rumah yang rusak total saja bisa mencapai puluhan, ditambah yang rusak ringan yang tak sedikit jumlahnya. "Kalau rumah sampai sekarang (kami)  masih cari tahu berapa banyak. Yang jelas sekitar puluhan rumah yang rusak," tambah Rustam.

Hingga saat ini warga masih sibuk melakukan pencarian terhadap tujuh  warga yang hilang akibat peristiwa tersebut. Hilangnya tujuh warga ini diduga akibat ditelan banjir lahar dingin. Meski masih dalam keadaan berduka, warga hingga kini masih sibuk melakukan pembersihan akibat banjir tersebut. Pasalnya, banjir lahar dingin membawa material yang tidak sedikit.

Banyak rumah warga  yang terkena imbas akibat banjir tersebut. Warga juga mengalami kesulitan saat melakukan pembersihan. Sisa material lahar dingin itu tidak mampu diangkat secara manual oleh tenaga manusia. "Ini harus pake alat," ujar Mardiansyah, warga lainnya.

Sampai saat ini, Pemerintah Kota Ternate belum mengambil langkah bagi warga korban banjir. Pemerintah masih sebatas turun bersama dengan warga melakukan pembersihan material yang disertakan saat banjir. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com