Dua Bayi Meninggal Tersedak Tablet

Kompas.com - 06/11/2011, 12:12 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat menyatakan meninggalnya dua balita dari Bekasi bernama Hanif M Husnaya (3) dan Isma Nur Fauziah (3) bukan karena diberi vaksin dalam program pekan imunisasi nasional tahap III.

"Berdasarkan investigasi dari Tim Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), dua balita yang di Bekasi dan Kabupaten Bekasi itu meninggal dunia bukan karena divaksin imunisasi," kata Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat Riyadi di Bandung, Minggu (6/11/2011).

Ditemui usai melaksanakan Shalat Idul Adha di Lapangan Gasibu, Riyadi menuturkan, kedua balita itu meninggal dunia karena tersedak obat panas atau parasetamol yang diberikan usai kedua balita tersebut divaksin imunisasi campak oleh petugas.

"Jadi begitu selesai diberikan vaksin campak, ada kemungkinan si anak yang diberikan vaksin campak suhu tubuhnya tinggi atau panas. Nah, untuk menghindari itu semua makanya diberi parasetamol. Berdasarkan keterangan Tim KIPI, si ibu itu saat memberikan parasetamol kepada anaknya tidak digerus tapi langsung diminum begitu saja, jadi si anak itu tersedak obat sehingga berujung kepada kematian," ujar Riyadi.

Oleh karena itu, kata Riyadi, untuk tidak mengulang kejadian serupa terulang kembali maka pemberian obat parasetamol kepada anak yang telah diberikan vaksin campak akan diganti dari tablet menjadi sirup.

Menyikapi kejadian tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan vaksin campak dan polio yang diberikan dalam pekan imunisasi nasional tahap III tidak menyebabkan kematian. "Vaksin tidak membuat orang meninggal, yang namanya vaksin campak dan polio itu kan untuk kesehatan. Kalau kemudian ternyata meninggal ya sudah waktunya meninggal. Jadi jangan dihubung-hubungkan terlalu jauh," kata Heryawan.

Menurutnya, tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti program pekan imunisasi nasional tahap III di Jawa Barat hingga saat ini sudah mencapai 95 persen. "Alhamdulilah sudah 95 persen, lima persen lagi itu kan ada Tim Buru Sergap. Kita optimis pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Tahap III di Jawa Barat ini bisa 100 persen," ujar Heryawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati menambahkan, kejadian dua balita bernama Hanif M Husnaya (3) dan Isma Nur Fauziah (3) yang meninggal dunia di Bekasi, dengan program Pekan Imunisasi Nasional Tahap III diibaratkan seperti dua rel kereta api. "Ini seperti dua rel kereta api. Pertama, ini memang proses kematian alamiah atau takdir. Kedua, ada proses ilmiah yang berlangsung di tubuh anak yang diberikan vaksin," kata Alma.

Menurut Alma, Dinas Kesehatan Jawa Barat tidak memiliki wewenang untuk melakukan investigasi penyebab kematian dua bocah tersebut. "Dinkes tidak berwenang, yang berwenang itu KIPI. Pemerintah pusat membentuk KIPI salah satunya ialah untuk menangani kasus seperti yang di Bekasi itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com