Yang Tersisa dari Little Jerusalem

Kompas.com - 09/08/2011, 18:22 WIB

Oleh : A Ponco Anggoro  

KOMPAS.com — Little Jerusalem, itulah sebutan bagi lingkungan yang mengelilingi Universitas Hamburg di Distrik Eimsbuttel, Hamburg, Jerman, setidaknya sampai tahun 1937 atau sampai Nazi berkuasa.

Tidaklah aneh karena kehidupan orang-orang beragama Yahudi terlihat jelas, meski sebenarnya jumlah penduduk beragama Yahudi di Eimsbuttel tidak lebih dari 12 persen.

Kehidupan Yahudi terlihat dari perilaku sehari-hari, budaya, dan peringatan keagamaan yang kerap mereka lakukan. Toko-toko yang mereka miliki, sekolah untuk anak-anak beragama Yahudi, dan tentunya sinagoge, tempat beribadah orang Yahudi, kian menegaskan jelasnya kehidupan Yahudi di sana.

Bahkan saat itu, lingkungan ini dilalui oleh jalur kereta api yang disebut sebagai jalur kereta api Jerusalem.

Semua berjalan normal sebelum Nazi berkuasa. Dalam antarmasyarakatnya tercipta toleransi yang tinggi, termasuk kepada mereka yang minoritas. Demikian ujar sejarawan Marco Kuehnert yang memandu Kompas bersama 23 wartawan lain dari sejumlah negara di Asia dan Afrika mengelilingi Little Jerusalem.

Di lingkungan inilah kemudian dibangun Universitas Hamburg pada tahun 1919, dan universitas menjadi simbol dari tingginya nilai toleransi tersebut. Siapa pun bisa menjadi mahasiswa atau dosen, bahkan Ernst Cassirer yang beragama Yahudi pernah menjabat sebagai rektor di kampus itu.

"Tak sebatas di kampus, kaum minoritas pun bisa menduduki jabatan-jabatan di pemerintahan. Ada juga orang beragama Yahudi yang menjadi senator di pemerintahan," tambahnya.

Namun kemudian harmoni yang tercipta ini rusak saat Nazi berkuasa pada tahun 1937.

Diawali dari pemindahan paksa orang-orang Yahudi dari distrik lain untuk tinggal di Eimsbuttel yang membuat lingkungan Eimsbuttel berubah menjadi kumuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com