Ben Verwaayen: Inovasi adalah Kunci Utama

Kompas.com - 04/07/2011, 18:02 WIB

KOMPAS.com - Dunia telekomunikasi mengalami perubahan pesat dalam satu dekade terakhir. Hal itu menjadi tantangan besar pada para pelakunya, tanpa terkecuali Alcatel-Lucent, salah satu pemimpin bisnis mobile, fixed, IP, teknologi optik, serta pioneer servis dan aplikasi.

Dalam acara Media Briefing CEO Insight "Leading Change & Innovation: Responding to the New Global Challenges", CEO Alcatel-Lucent, Ben Verwaayen yang tengah berkunjung ke Jakarta, Senin (4/7/2011), menjelaskan beberapa upaya perusahaannya untuk menjawab tantangan yang ada.

"Era mobile, video dan global terjadi pada saat yang bersamaan. Ini menarik. Pada era ini, konsumen yang menjadi penentu, misalnya apakah mereka akan menggunakan layar besar, layar kecil, atau layar sangat kecil seperti pada handset. Kita perlu membangun kapabilitas," ungkap Verwaayen.

Ia mengatakan bahwa ledakan trafik dan data yang diakses akan terus terjadi di masa depan. Tidak hanya di negara-negara maju, tren tersebut juga terjadi di negara bekembang seperti di Indonesia. Sama seperti di belahan dunia lain, ledakan juga akan terjadi. Dan masalah trafik ini tak akan bisa diatasi bila tak ada perubahan yang fundamental.

"Nantinya, telekomunikasi bukanlah hal yang mudah. Jika Anda butuh mengatasi masalah transportasi dan energi, informasi sangat penting, dan ini masalah telekomunikasi," kata Verwaayen.

Merespon perubahan itu, Verwaayen mengungkapkan bahwa Alcatel-Lucent pun juga telah berubah. Menurutnya cara yang dilakukan untuk melakukan perubahan fundamental adalah fokus kepada inovasi.

"Kita sudah mengubah strategi. Sebelumnya, 75 persen anggaran dihabiskan untuk produk. Sementara saat ini, 75 persen kita habiskan untuk riset dan pengembangan," jelas Verwaayen. Meski tak merinci inovasi yang dilakukan Alcatel-Lucent, Verwaayen menjelaskan bahwa semua di dunia bisa ikut serta dalam inovasi itu. Indonesia dikatakannya juga punya kesempatan untuk terlibat.

Visi Alcatel Lucent saat ini adalah memperkaya hidup penduduk dan komunitas dunia. Alcatel-Lucent ingin menggunakan kekuatan komunikasi di untuk menjawab 3 tantangan besar, yakni transformasi menuju ekonimi digital, mengikutsertakan kawasan rural dan perubahan iklim. Dalam konteks Indonesia, Verwaayen memandang bahwa tantangannya ialah memberikan layanan baik dengan harga murah.

"Indonesia salah satu yang punya harga layanan murah, tapi harus bagus. Ini tantangan bagi kami dan juga provider telekomunikasi," ungkapnya.

Memberikan koneksi pada masyarakat rural sendiri menghadapi tantangan, misalnya saat listrik saja masih menjadi barang langka, seperti yang terjadi di Indonesia. Tantangan lain, di wilayah rural, aktivitas ekonomi dan sosial tak bisa dipisahkan.

Jadi, strategi yang diambil harus tepat. Verwaayen mengatakan bahwa Alcatel-Lucent memiliki rencana bagi Indonesia. Namun, ia tak menguraikan dengan detail dalam kesempatan ini. Menurutnya, hal yang akan dilakukan di Indonesia lebih pada inovasi yang berbasis knowledge dan kapabilitas.

Alcatel-Lucent diketahui telah menghabiskan 2,5 miliar euro untuk upaya riset dan inovasi. Hingga saat ini lebih dari 27.900 paten telah dimiliki dan 2400 di antaranya diperoleh pada tahun 2010. Sebanyak 7 Nobel Fisika juga telah dimenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com