Ayu Asih, Pencetak Penerus Tari Bali

Kompas.com - 17/06/2011, 02:52 WIB

Oleh I Ketut Sutika

Sosok wanita berpenampilan sederhana itu sangat kreatif dalam bidang seni, khususnya tari Bali dan kehidupan yang dilakoni sehari-hari tidak bisa dipisahkan dengan kesenian.

Tampil selalu lincah dengan gerakan tari mengikuti irama gamelan yang mengiringinya di atas pentas, menarik perhatian ribuan penonton saat tampil di berbagai tempat di Pulau Dewata.

Anak Agung Ayu Sasih SH (60), wanita kelahiran Karangasem, 19 September 1951 memiliki keahlian dalam mementaskan berbagai jenis tarian maupun memainkan gamelan, instrumen musik tradisional Bali.

Suami dari Anak Agung Raka Atmadja itu juga menekuni seni sastra, musik, seni rupa, merangkai janur, mengukir buah untuk kelengkapan menyajikan menu makanan serta mengumandangkan ayat-ayat kitab suci agama Hindu, Weda.

Ibu dua anak masing-masing Anak Agung Ayu Mas Ratna Dewi dan Anak Agung Ayu Trisna Wahyuni Dewi itu hasil karyanya antara lain pernah membentuk drama anak-anak melibatkan siswa SMPNI Karangasem dengan judul Raja Pala tahun 1970.

Pensiunan PNS itu juga pernah membuat senderatari berjudul "Ituung Kuning" bersama sekaa gong Selumbung Manggis pada tahun 1972, menyusul senderatari Ramayana dengan sekaa gong  pelajar gabungan SMAN Karangasem hingga sukses pentas di Kota Denpasar dan Buleleng.

Karya monomental lainnya membentuk sanggar tari Widia Winangun Amlapura dengan anak binaan lebih dari 100 orang, sekaligus menerus seni budaya Bali, khususnya bidang tari. Dengan dibantu Anak Agung Ayu Ngurah mampu mencetak penabuh dan penari andal hingga sukses pentas ke Australia dan Hongkong.

Atas prestasinya itu Anak Agung Ayu Sasih, sosok wanita  yang tampak sehat bugar pada usia senjanya itu kini masuk nominasi salah seorang seniman tua penerima penghargaan seni dari Pemerintah Provinsi Bali terkait pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 tahun 2011, tutur Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Ketut Suastika.

Pihaknya membentuk tim beranggotakan dari instansi terkait untuk melakukan seleksi dan penilaian terhadap usulan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, dengan harapan penghargaan seni yang diberikan pemerintah setempat betul-betul kepada mereka yang mengabdikan dirinya dalam bidang seni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com