Berpikir Kritis Irshad Manji

Kompas.com - 04/05/2008, 01:19 WIB

Ninuk Mardiana Pambudy & Ilham Khoiri

Nama Irshad Manji (40) mungkin belum dikenal luas di Indonesia, meskipun bukunya yang berjudul asli ”The Trouble with Islam Today: A Wake-Up Call for Honesty and Change” (2003) telah diterjemahkan di 30 negara.

Buku dalam terjemahan bahasa Indonesia, Beriman Tanpa Rasa Takut, Tantangan Umat Islam Saat Ini yang diterbitkan Koalisi Perempuan Indonesia dan Nun Publisher diluncurkan di Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (22/4).

”Ini kunjungan pertama saya ke Indonesia dan insya Allah bukan yang terakhir,” kata Irshad ketika ditemui hari Senin (21/4) di Jakarta.

Selain untuk peluncuran buku, Irshad juga ingin mengenal lebih jauh toleransi beragama bangsa Indonesia yang menurut dia dapat menjadi contoh bagi dunia. Dia melakukan diskusi dengan kalangan akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, bertemu dengan ormas perempuan di Pesantren Krapyak, dan seniman di Yogyakarta.

”Sebelum terbang ke Jakarta, saya memberi wawancara tentang Proyek Keberanian Moral di New York University yang saya ketuai. Saya katakan, saya akan ke Indonesia untuk peluncuran buku. Saya sampaikan, seharusnya dunia melihat ke Indonesia, bukan hanya ke Timur Tengah, untuk mencari tanda Islam yang lebih progresif—kadang tidak terlalu progresif, tetapi kerap progresif—mencari tanda bagaimana kaya dan kompleksnya Islam,” kata Irshad.

Setelah diterbitkan tahun 2003, terjemahan buku tersebut dalam bahasa Urdu, Arab, Farsi, Malaysia, dan sekarang juga bahasa Indonesia, dapat diunduh cuma-cuma dari situs Irshad, www.irshadmanji.com. ”Dalam waktu 1,5 tahun setelah terbit terjemahannya, ada 500.000 pengunduh dalam bahasa Arab, Urdu, dan Farsi,” kata Irshad.

Irshad menulis bukunya ini seperti surat terbuka. Dia mengajak umat Muslim berpikir kritis dan selalu mempertanyakan informasi yang mereka terima dan mengecek dengan fakta dan menyuarakan pertanyaan itu.

Salah satu yang dia tekankan adalah pentingnya umat Islam terus melakukan ijtihad untuk menjawab tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini. Dalam tradisi Islam, ijtihad selama ini dimaknai sebagai upaya ulama mencari gagasan baru dari Al Quran dan hadis demi menjawab persoalan di masyarakat.

Berpikir kritis

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com